syarat uji chi square menurut sugiyono 2017

Halo Selamat Datang di Budhijaya.co.id

Uji chi square adalah salah satu metode statistik yang digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel non-parametrik. Metode ini didasarkan pada perhitungan frekuensi observasi pada dua atau lebih kelompok yang berbeda. Dalam penelitian sosial, uji chi square sering digunakan untuk menguji hubungan antara variabel kategorikal. Dalam artikel ini, kita akan membahas syarat-syarat uji chi square menurut Sugiyono tahun 2017.

Pendahuluan

Sugiyono (2017) menyebutkan bahwa terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji chi square. Syarat-syarat tersebut meliputi:

  1. Kedua variabel yang akan diuji harus bersifat kategorikal.
  2. Setiap sel dalam tabel kontingensi harus memiliki frekuensi observasi yang cukup besar. Nilai minimum yang dianjurkan adalah 5, namun Sugiyono juga mengatakan bahwa jika terdapat sel dengan frekuensi observasi di bawah 5, uji chi square masih dapat dilakukan dengan batasan tertentu.
  3. Jumlah total frekuensi observasi harus memenuhi syarat minimal, yaitu 20.

Penjelasan mengenai syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Syarat pertama adalah bahwa variabel yang akan diuji harus bersifat kategorikal. Variabel kategorikal dapat dibedakan menjadi variabel nominal dan variabel ordinal. Variabel nominal adalah variabel yang hanya memiliki kategori tanpa adanya urutan, sedangkan variabel ordinal adalah variabel yang memiliki kategori dengan adanya urutan.
  2. Syarat kedua adalah setiap sel dalam tabel kontingensi harus memiliki frekuensi observasi yang cukup besar. Dalam uji chi square, frekuensi observasi yang terlalu kecil dapat mempengaruhi hasil uji. Oleh karena itu, dianjurkan agar setiap sel memiliki frekuensi observasi minimal 5. Jika terdapat sel dengan frekuensi observasi di bawah 5, ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut, seperti penggabungan kategori atau penggunaan uji chi square eksak.
  3. Syarat ketiga adalah jumlah total frekuensi observasi harus memenuhi syarat minimal, yaitu 20. Jika jumlah total frekuensi observasi kurang dari 20, uji chi square tidak dapat dijalankan.

Kelebihan dan Kekurangan Syarat Uji Chi Square Menurut Sugiyono 2017

Kelebihan dari syarat uji chi square menurut Sugiyono tahun 2017 adalah:

  1. Menggunakan data yang dapat diukur secara langsung, sehingga hasilnya lebih mudah diinterpretasikan.
  2. Dapat digunakan untuk sampel dengan jumlah yang relatif kecil.
  3. Tidak memiliki asumsi tentang distribusi populasi.

Namun, syarat uji chi square juga memiliki kekurangan, antara lain:

  1. Hanya dapat menguji hubungan antara dua variabel kategorikal. Jika terdapat lebih dari dua variabel yang ingin diuji, metode ini tidak dapat digunakan.
  2. Tidak dapat mengukur kekuatan hubungan antara variabel. Metode ini hanya dapat menguji apakah hubungan antara dua variabel signifikan atau tidak.

Tabel Syarat Uji Chi Square Menurut Sugiyono 2017

No Syarat Uji Chi Square
1 Variabel yang akan diuji bersifat kategorikal
2 Frequensi observasi pada setiap sel minimal 5
3 Jumlah total frekuensi observasi minimal 20

Pertanyaan Umum (FAQ)

1. Mengapa syarat pertama adalah variabel yang akan diuji harus bersifat kategorikal?

Syarat pertama adalah karena uji chi square merupakan metode yang digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel kategorikal. Variabel kategorikal dapat dibedakan menjadi variabel nominal dan variabel ordinal.

2. Mengapa setiap sel dalam tabel kontingensi harus memiliki frekuensi observasi minimal 5?

Setiap sel dalam tabel kontingensi harus memiliki frekuensi observasi minimal 5 agar hasil uji chi square lebih akurat. Jika terdapat sel dengan frekuensi observasi di bawah 5, metode lain seperti penggabungan kategori atau penggunaan uji chi square eksak dapat digunakan.

3. Apa yang harus dilakukan jika jumlah total frekuensi observasi kurang dari 20?

Jika jumlah total frekuensi observasi kurang dari 20, uji chi square tidak dapat dilakukan. Dalam hal ini, peneliti perlu mengkaji kembali pengambilan sampel atau merancang ulang penelitian agar memenuhi syarat minimal tersebut.

4. Apa kelebihan syarat uji chi square menurut Sugiyono 2017?

Kelebihan dari syarat uji chi square menurut Sugiyono 2017 adalah menggunakan data yang dapat diukur secara langsung, dapat digunakan untuk sampel dengan jumlah yang relatif kecil, dan tidak memiliki asumsi tentang distribusi populasi.

5. Apa kelemahan syarat uji chi square menurut Sugiyono 2017?

Kelemahan dari syarat uji chi square menurut Sugiyono 2017 adalah hanya dapat menguji hubungan antara dua variabel kategorikal dan tidak dapat mengukur kekuatan hubungan antara variabel.

6. Apakah uji chi square dapat digunakan untuk uji hipotesis?

Ya, uji chi square dapat digunakan untuk uji hipotesis. Uji ini digunakan untuk menguji apakah terdapat hubungan antara dua variabel kategorikal dalam populasi.

7. Bagaimana cara melakukan uji chi square dengan bantuan software?

Untuk melakukan uji chi square dengan bantuan software, peneliti perlu menginput data ke dalam program statistik yang mendukung uji chi square, seperti SPSS atau R. Setelah menginput data, peneliti dapat menjalankan analisis chi square dan melihat hasilnya pada output program tersebut.

Kesimpulan

Dalam penelitian sosial, uji chi square banyak digunakan untuk menguji hubungan antara variabel kategorikal. Syarat-syarat uji chi square menurut Sugiyono tahun 2017 meliputi kedua variabel yang akan diuji harus bersifat kategorikal, setiap sel dalam tabel kontingensi harus memiliki frekuensi observasi minimal 5, dan jumlah total frekuensi observasi minimal 20. Kelebihan uji chi square adalah menggunakan data yang dapat diukur secara langsung, dapat digunakan untuk sampel dengan jumlah yang relatif kecil, dan tidak memiliki asumsi tentang distribusi populasi. Namun, uji chi square juga memiliki kelemahan, seperti hanya dapat menguji hubungan antara dua variabel kategorikal dan tidak dapat mengukur kekuatan hubungan antara variabel. Dengan memenuhi syarat-syarat yang ada, peneliti dapat menggunakan uji chi square untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dalam penelitian.

Sumber:
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Disclaimer: Tulisan ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi mengenai syarat uji chi square menurut Sugiyono 2017. Penulis bukan ahli statistik dan tidak bertanggung jawab atas penggunaan informasi ini dalam penelitian atau kepentingan lainnya. Sebaiknya konsultasikan metode statistik yang tepat dengan ahli statistik sebelum menggunakan uji chi square dalam penelitian Anda.

syarat uji chi square menurut sugiyono 2017

Halo Selamat Datang di Budhijaya.co.id

Uji chi square adalah salah satu metode statistik yang digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel non-parametrik. Metode ini didasarkan pada perhitungan frekuensi observasi pada dua atau lebih kelompok yang berbeda. Dalam penelitian sosial, uji chi square sering digunakan untuk menguji hubungan antara variabel kategorikal. Dalam artikel ini, kita akan membahas syarat-syarat uji chi square menurut Sugiyono tahun 2017.

Pendahuluan

Sugiyono (2017) menyebutkan bahwa terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji chi square. Syarat-syarat tersebut meliputi:

  1. Kedua variabel yang akan diuji harus bersifat kategorikal.
  2. Setiap sel dalam tabel kontingensi harus memiliki frekuensi observasi yang cukup besar. Nilai minimum yang dianjurkan adalah 5, namun Sugiyono juga mengatakan bahwa jika terdapat sel dengan frekuensi observasi di bawah 5, uji chi square masih dapat dilakukan dengan batasan tertentu.
  3. Jumlah total frekuensi observasi harus memenuhi syarat minimal, yaitu 20.

Penjelasan mengenai syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Syarat pertama adalah bahwa variabel yang akan diuji harus bersifat kategorikal. Variabel kategorikal dapat dibedakan menjadi variabel nominal dan variabel ordinal. Variabel nominal adalah variabel yang hanya memiliki kategori tanpa adanya urutan, sedangkan variabel ordinal adalah variabel yang memiliki kategori dengan adanya urutan.
  2. Syarat kedua adalah setiap sel dalam tabel kontingensi harus memiliki frekuensi observasi yang cukup besar. Dalam uji chi square, frekuensi observasi yang terlalu kecil dapat mempengaruhi hasil uji. Oleh karena itu, dianjurkan agar setiap sel memiliki frekuensi observasi minimal 5. Jika terdapat sel dengan frekuensi observasi di bawah 5, ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut, seperti penggabungan kategori atau penggunaan uji chi square eksak.
  3. Syarat ketiga adalah jumlah total frekuensi observasi harus memenuhi syarat minimal, yaitu 20. Jika jumlah total frekuensi observasi kurang dari 20, uji chi square tidak dapat dijalankan.

Kelebihan dan Kekurangan Syarat Uji Chi Square Menurut Sugiyono 2017

Kelebihan dari syarat uji chi square menurut Sugiyono tahun 2017 adalah:

  1. Menggunakan data yang dapat diukur secara langsung, sehingga hasilnya lebih mudah diinterpretasikan.
  2. Dapat digunakan untuk sampel dengan jumlah yang relatif kecil.
  3. Tidak memiliki asumsi tentang distribusi populasi.

Namun, syarat uji chi square juga memiliki kekurangan, antara lain:

  1. Hanya dapat menguji hubungan antara dua variabel kategorikal. Jika terdapat lebih dari dua variabel yang ingin diuji, metode ini tidak dapat digunakan.
  2. Tidak dapat mengukur kekuatan hubungan antara variabel. Metode ini hanya dapat menguji apakah hubungan antara dua variabel signifikan atau tidak.

Tabel Syarat Uji Chi Square Menurut Sugiyono 2017

No Syarat Uji Chi Square
1 Variabel yang akan diuji bersifat kategorikal
2 Frequensi observasi pada setiap sel minimal 5
3 Jumlah total frekuensi observasi minimal 20

Pertanyaan Umum (FAQ)

1. Mengapa syarat pertama adalah variabel yang akan diuji harus bersifat kategorikal?

Syarat pertama adalah karena uji chi square merupakan metode yang digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel kategorikal. Variabel kategorikal dapat dibedakan menjadi variabel nominal dan variabel ordinal.

2. Mengapa setiap sel dalam tabel kontingensi harus memiliki frekuensi observasi minimal 5?

Setiap sel dalam tabel kontingensi harus memiliki frekuensi observasi minimal 5 agar hasil uji chi square lebih akurat. Jika terdapat sel dengan frekuensi observasi di bawah 5, metode lain seperti penggabungan kategori atau penggunaan uji chi square eksak dapat digunakan.

3. Apa yang harus dilakukan jika jumlah total frekuensi observasi kurang dari 20?

Jika jumlah total frekuensi observasi kurang dari 20, uji chi square tidak dapat dilakukan. Dalam hal ini, peneliti perlu mengkaji kembali pengambilan sampel atau merancang ulang penelitian agar memenuhi syarat minimal tersebut.

4. Apa kelebihan syarat uji chi square menurut Sugiyono 2017?

Kelebihan dari syarat uji chi square menurut Sugiyono 2017 adalah menggunakan data yang dapat diukur secara langsung, dapat digunakan untuk sampel dengan jumlah yang relatif kecil, dan tidak memiliki asumsi tentang distribusi populasi.

5. Apa kelemahan syarat uji chi square menurut Sugiyono 2017?

Kelemahan dari syarat uji chi square menurut Sugiyono 2017 adalah hanya dapat menguji hubungan antara dua variabel kategorikal dan tidak dapat mengukur kekuatan hubungan antara variabel.

6. Apakah uji chi square dapat digunakan untuk uji hipotesis?

Ya, uji chi square dapat digunakan untuk uji hipotesis. Uji ini digunakan untuk menguji apakah terdapat hubungan antara dua variabel kategorikal dalam populasi.

7. Bagaimana cara melakukan uji chi square dengan bantuan software?

Untuk melakukan uji chi square dengan bantuan software, peneliti perlu menginput data ke dalam program statistik yang mendukung uji chi square, seperti SPSS atau R. Setelah menginput data, peneliti dapat menjalankan analisis chi square dan melihat hasilnya pada output program tersebut.

Kesimpulan

Dalam penelitian sosial, uji chi square banyak digunakan untuk menguji hubungan antara variabel kategorikal. Syarat-syarat uji chi square menurut Sugiyono tahun 2017 meliputi kedua variabel yang akan diuji harus bersifat kategorikal, setiap sel dalam tabel kontingensi harus memiliki frekuensi observasi minimal 5, dan jumlah total frekuensi observasi minimal 20. Kelebihan uji chi square adalah menggunakan data yang dapat diukur secara langsung, dapat digunakan untuk sampel dengan jumlah yang relatif kecil, dan tidak memiliki asumsi tentang distribusi populasi. Namun, uji chi square juga memiliki kelemahan, seperti hanya dapat menguji hubungan antara dua variabel kategorikal dan tidak dapat mengukur kekuatan hubungan antara variabel. Dengan memenuhi syarat-syarat yang ada, peneliti dapat menggunakan uji chi square untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dalam penelitian.

Sumber:
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Disclaimer: Tulisan ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi mengenai syarat uji chi square menurut Sugiyono 2017. Penulis bukan ahli statistik dan tidak bertanggung jawab atas penggunaan informasi ini dalam penelitian atau kepentingan lainnya. Sebaiknya konsultasikan metode statistik yang tepat dengan ahli statistik sebelum menggunakan uji chi square dalam penelitian Anda.