skala likert menurut sugiyono 2018

Halo, Selamat Datang di budhijaya.co.id!

Selamat datang di budhijaya.co.id, sebuah platform yang menyediakan informasi terkini dan terpercaya mengenai berbagai topik yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas tentang skala Likert menurut Sugiyono 2018, sebuah alat pengukuran dalam penelitian yang banyak digunakan untuk mendapatkan hasil yang valid dan reliabel. Dalam artikel ini, kami akan memberikan penjelasan secara detail mengenai skala Likert menurut Sugiyono 2018 serta mencatat kelebihan, kekurangan, dan kesimpulannya.

Pendahuluan

Skala Likert menurut Sugiyono 2018 adalah sebuah metode yang banyak digunakan dalam penelitian untuk mengukur dan mengumpulkan data dari responden. Metode ini terdiri dari pernyataan-pernyataan yang diukur menggunakan skala rating dari 1 hingga 5, yang mewakili tingkat setuju atau tidak setuju. Pada umumnya, skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, atau persepsi responden terhadap suatu fenomena atau topik tertentu.

Kelebihan skala Likert menurut Sugiyono 2018 antara lain:

  1. Skala Likert mudah dipahami dan diisi oleh responden.
  2. Metode ini memberikan fleksibilitas dalam mengukur tingkat setuju atau tidak setuju responden.
  3. Skala Likert memberikan data yang dapat diukur dengan mudah dan dianalisis secara statistik.
  4. Metode ini dapat digunakan baik dalam penelitian kualitatif maupun kuantitatif.
  5. Skala Likert dapat digunakan untuk mengumpulkan persepsi, pendapat, sikap, dan preferensi responden terhadap berbagai topik atau fenomena.
  6. Metode ini memungkinkan pembandingan antar responden serta pengukuran perubahan sikap seiring waktu.
  7. Skala Likert memiliki tingkat kehandalan (reliabilitas) dan validitas yang tinggi.

Namun, skala Likert juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:

  1. Skala Likert cenderung menghasilkan data yang bersifat subjektif karena melibatkan persepsi dan pendapat responden.
  2. Responden dapat mengalami kesulitan dalam menentukan tingkat setuju atau tidak setuju, terutama pada pernyataan yang memiliki arti yang tidak jelas.
  3. Metode ini tidak memberikan ruang bagi responden untuk mengungkapkan pendapat mereka dengan lebih detail.
  4. Skala Likert dapat memberikan hasil yang sesuai dengan asumsi peneliti, sehingga rentan terhadap bias penelitian.
  5. Perbedaan interpretasi dalam memahami skala rating dapat menghasilkan bias dalam analisis data.
  6. Skala Likert tidak memberikan informasi mengenai intensitas atau kekuatan dari tingkat setuju atau tidak setuju responden.
  7. Metode ini memiliki keterbatasan dalam mengukur tingkat kompleksitas dari suatu fenomena atau topik.

Berikut adalah tabel yang berisi semua informasi lengkap mengenai skala Likert menurut Sugiyono 2018:

No Pernyataan Rating
1 Pernyataan 1 1 – Sangat Tidak Setuju
2 Pernyataan 2 2 – Tidak Setuju
3 Pernyataan 3 3 – Netral
4 Pernyataan 4 4 – Setuju
5 Pernyataan 5 5 – Sangat Setuju

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa itu skala Likert menurut Sugiyono 2018?

Skala Likert menurut Sugiyono 2018 adalah metode yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur dan mengumpulkan data mengenai sikap, pendapat, atau persepsi responden terhadap suatu fenomena atau topik.

2. Bagaimana cara mengisi skala Likert?

Responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap pernyataan-pernyataan dalam skala Likert dengan menggunakan skala rating dari 1 hingga 5, yang mewakili tingkat setuju atau tidak setuju.

3. Apa kelebihan dari skala Likert?

Kelebihan skala Likert antara lain mudah dipahami, memberikan fleksibilitas dalam mengukur tingkat setuju atau tidak setuju, serta memberikan data yang dapat diukur dan dianalisis secara statistik.

4. Apa kekurangan dari skala Likert?

Kekurangan skala Likert antara lain cenderung menghasilkan data subjektif, kesulitan dalam menentukan tingkat setuju atau tidak setuju, serta tidak memberikan ruang bagi responden untuk mengungkapkan pendapat secara detail.

5. Apa yang membedakan skala Likert dengan skala rating lainnya?

Skala Likert memiliki skala rating yang berkelanjutan, sedangkan skala rating lainnya umumnya hanya menggunakan dua pilihan, yaitu setuju atau tidak setuju.

6. Apakah skala Likert dapat digunakan pada penelitian kualitatif?

Ya, skala Likert dapat digunakan baik dalam penelitian kualitatif maupun kuantitatif untuk mengukur sikap, pendapat, atau persepsi responden.

7. Bagaimana cara menghitung reliabilitas skala Likert?

Reliabilitas skala Likert dapat dihitung menggunakan metode Alpha Cronbach, yang mengukur tingkat kemampuan skala untuk menghasilkan data yang konsisten.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa skala Likert menurut Sugiyono 2018 adalah metode yang efektif dalam mengukur sikap, pendapat, atau persepsi responden. Metode ini memiliki kelebihan dalam hal kemudahan penggunaan, fleksibilitas, dan validitas data. Namun, skala Likert juga memiliki kekurangan dalam hal subjektivitas, kesulitan penentuan tingkat setuju atau tidak setuju tertentu, serta keterbatasan dalam memberikan detail pendapat. Meskipun demikian, skala Likert tetap menjadi salah satu alat pengukuran yang populer dalam penelitian. Untuk mendapatkan data yang akurat, penting bagi peneliti untuk merancang pernyataan-pernyataan yang jelas dan objektif.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai skala Likert menurut Sugiyono 2018, silakan kunjungi halaman resmi budhijaya.co.id atau hubungi tim kami melalui email atau telepon. Kami siap membantu dan memberikan informasi yang Anda butuhkan. Terima kasih telah mengunjungi budhijaya.co.id!

Kata Penutup

Demikianlah informasi yang dapat kami bagikan mengenai skala Likert menurut Sugiyono 2018. Kami berharap artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai penggunaan skala Likert dalam penelitian. Dalam penggunaannya, penting untuk memperhatikan aspek-aspek kelebihan dan kekurangan yang telah disebutkan sebelumnya. Bagi pembaca yang ingin menyelidiki lebih lanjut tentang topik ini, kami sarankan untuk membaca referensi dan sumber-sumber terpercaya.

Disclaimer: Artikel ini disusun berdasarkan penelitian dan referensi yang tersedia pada saat penulisan. Penulis tidak bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang ditimbulkan oleh penggunaan informasi dalam artikel ini. Untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan terkini, disarankan untuk menghubungi pakar terkait atau melakukan penelitian lebih lanjut.