skala likert menurut sugiyono 2017

Pengantar

Halo selamat datang di budhijaya.co.id. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai skala Likert berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sugiyono pada tahun 2017. Skala Likert adalah salah satu metode untuk mengukur sikap dan persepsi seseorang dalam penelitian ilmiah. Penggunaan skala Likert sangat penting dalam penelitian karena memberikan data numerik yang dapat diinterpretasikan dan dianalisis dengan mudah. Artikel ini bertujuan untuk memberikan penjelasan secara detail mengenai penggunaan skala Likert sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugiyono.

Pendahuluan

Skala Likert adalah salah satu jenis skala pengukuran yang paling umum digunakan dalam penelitian sosial dan psikologi. Skala ini dirancang untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang terhadap suatu fenomena. Skala Likert terdiri dari sejumlah pernyataan atau item yang dinilai oleh responden menggunakan skala ordinal dengan pilihan jawaban diskrit. Responden diminta untuk memberikan tanggapan mereka berdasarkan tingkat setuju atau tidak setuju terhadap setiap pernyataan yang diberikan.

Kelebihan dari skala Likert adalah mudah diadministrasi dan dianalisis. Penggunaannya yang sederhana membuat skala ini dapat digunakan dalam penelitian yang melibatkan jumlah responden yang besar. Selain itu, skala Likert juga memberikan fleksibilitas kepada responden untuk memberikan jawaban yang lebih nuansakan sehingga dapat menggambarkan sikap atau pendapat mereka dengan lebih akurat.

Namun, ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan dalam menggunakan skala Likert. Pertama, skala Likert hanya menyediakan pilihan jawaban dalam bentuk dikotomis (setuju atau tidak setuju) atau multinomial (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju). Skala ini tidak memberikan opsi jawaban seperti “tidak tahu” atau “tidak berlaku” sehingga responden mungkin merasa terpaksa untuk memberikan tanggapan yang tidak akurat. Selain itu, skala Likert juga rentan terhadap efek konformitas sosial, di mana responden cenderung memberikan jawaban yang dianggap lebih “benar” atau lebih “diterima” oleh orang lain.

Untuk lebih memahami penggunaan skala Likert dan mendapatkan gambaran yang lebih jelas, tabel berikut ini memuat informasi lengkap mengenai skala Likert menurut penelitian yang dilakukan oleh Sugiyono pada tahun 2017. Tabel ini mencakup jenis skala Likert, jumlah item, dan contoh pernyataan yang digunakan dalam penelitian.

Jenis Skala Likert Jumlah Item Contoh Pernyataan
Skala Likert 5 poin 5 Pendidikan sangat penting bagi masa depan individu.
Skala Likert 7 poin 7 Saya merasakan kepuasan dalam pekerjaan saya.
Skala Likert 9 poin 9 Saya percaya dalam keberhasilan usaha yang saya jalani.

Kelebihan dan Kekurangan Skala Likert Menurut Sugiyono 2017

Penelitian yang dilakukan oleh Sugiyono pada tahun 2017 meneliti penggunaan skala Likert dalam konteks pendidikan. Berdasarkan penelitiannya, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan dalam menggunakan skala Likert.

Kelebihan pertama adalah kemudahan administrasi. Skala Likert dapat diadministrasikan kepada responden dengan mudah dan efisien. Hal ini memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data dari jumlah responden yang besar dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu, proses pengolahan data juga lebih mudah karena skala Likert memberikan data numerik yang dapat diolah menggunakan metode statistik.

Kelemahan pertama adalah terbatasnya pilihan jawaban. Skala Likert hanya menyediakan pilihan jawaban dalam bentuk dikotomis atau multinomial tanpa adanya opsi jawaban yang menyatakan ketidaktahuan atau ketidaktahuan. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas data yang diperoleh jika responden merasa terpaksa memberikan tanggapan yang tidak sesuai dengan pandangan mereka.

Kelebihan kedua adalah fleksibilitas. Skala Likert memberikan fleksibilitas kepada responden untuk memberikan jawaban yang lebih nuansakan. Dengan adanya pilihan jawaban yang beragam, responden dapat mengungkapkan sikap atau pendapat mereka dengan lebih akurat dan mendetail. Hal ini membantu peneliti dalam memahami pandangan dan persepsi responden terhadap fenomena yang diteliti.

Kelemahan kedua adalah subjektivitas. Skala Likert rentan terhadap efek konformitas sosial di mana responden cenderung memberikan jawaban yang dianggap lebih “benar” atau lebih “diterima” oleh orang lain. Hal ini dapat memengaruhi validitas dan reliabilitas data yang diperoleh karena responden mungkin tidak memberikan tanggapan yang sesuai dengan sikap atau pendapat mereka sebenarnya.

Kelebihan ketiga adalah kemampuan untuk menggambarkan tingkat intensitas. Skala Likert memungkinkan penggalian informasi mengenai tingkat intensitas sikap atau pendapat yang dimiliki oleh responden. Dengan adanya pilihan jawaban yang bergradasi, peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih kaya dan mendalam mengenai variabel yang diteliti.

Kelemahan ketiga adalah keterbatasan dalam generalisasi. Skala Likert terkadang sulit untuk digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas karena penggunaannya yang berfokus pada pengukuran sikap dan pendapat individu. Hal ini membuat interpretasi dan pemahaman terhadap data yang diperoleh menjadi terbatas.

Kelebihan dan kekurangan skala Likert menurut penelitian Sugiyono pada tahun 2017 memberikan pemahaman yang lebih lengkap mengenai penggunaan skala Likert dalam penelitian. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan ini, peneliti diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan skala Likert dan memperoleh data yang akurat dan valid dalam penelitiannya.

Frequently Asked Questions (FAQ)

1. Apa itu skala Likert?

Skala Likert adalah salah satu jenis skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian sosial dan psikologi untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang terhadap suatu fenomena.

2. Bagaimana cara menggunakan skala Likert?

Responden diminta untuk memberikan tanggapan mereka berdasarkan tingkat setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan yang diberikan pada skala Likert. Skala Likert terdiri dari pilihan jawaban diskrit yang bergradasi sesuai dengan jumlah poin yang ditentukan.

3. Berapa pilihan jawaban pada skala Likert?

Pilihan jawaban pada skala Likert dapat bervariasi tergantung pada jumlah poin yang ditentukan. Umumnya, skala Likert memiliki pilihan jawaban antara 5 hingga 10 poin.

4. Apa kelebihan skala Likert?

Kelebihan skala Likert adalah kemudahan administrasi, fleksibilitas dalam memberikan jawaban, dan kemampuan untuk menggambarkan tingkat intensitas sikap atau pendapat responden.

5. Apa kekurangan skala Likert?

Kekurangan skala Likert adalah terbatasnya pilihan jawaban, subjektivitas responden, dan keterbatasan dalam generalisasi.

6. Bagaimana cara mengolah data dari skala Likert?

Data yang diperoleh dari skala Likert dapat diolah menggunakan metode statistik seperti analisis frekuensi, analisis deskriptif, dan uji statistik yang sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan.

7. Apakah skala Likert dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas?

Skala Likert terkadang sulit untuk digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas karena penggunaannya yang berfokus pada pengukuran sikap dan pendapat individu. Namun, hal ini tergantung pada konteks dan tujuan penelitian yang dilakukan.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sugiyono pada tahun 2017, skala Likert merupakan metode pengukuran yang efisien dan mudah digunakan dalam penelitian sosial dan psikologi. Kelebihan dari skala Likert adalah kemudahan administrasi, fleksibilitas dalam memberikan jawaban, dan kemampuan untuk menggambarkan tingkat intensitas sikap atau pendapat responden. Namun, perlu diingat bahwa skala Likert juga memiliki kekurangan seperti terbatasnya pilihan jawaban, subjektivitas responden, dan keterbatasan dalam generalisasi.

Untuk mengoptimalkan penggunaan skala Likert, perlu diperhatikan konteks dan tujuan penelitian yang dilakukan. Peneliti diharapkan dapat mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan skala Likert serta memilih jenis skala dan jumlah item yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan melakukan pemilihan yang tepat, diharapkan peneliti dapat memperoleh data yang akurat dan valid untuk mendukung temuan penelitiannya.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin mempelajari lebih lanjut mengenai penggunaan skala Likert, jangan ragu untuk menghubungi kami di alamat email [email protected] atau melalui kotak komentar di bawah artikel ini. Terima kasih telah membaca artikel ini dan semoga bermanfaat!

Disclaimer: Artikel ini disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sugiyono pada tahun 2017. Pembaca diharapkan menggunakan informasi ini sebagai referensi dan menggabungkannya dengan penelitian dan sumber informasi lainnya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai penggunaan skala Likert.

skala likert menurut sugiyono 2017

Pengantar

Halo selamat datang di budhijaya.co.id. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai skala Likert berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sugiyono pada tahun 2017. Skala Likert adalah salah satu metode untuk mengukur sikap dan persepsi seseorang dalam penelitian ilmiah. Penggunaan skala Likert sangat penting dalam penelitian karena memberikan data numerik yang dapat diinterpretasikan dan dianalisis dengan mudah. Artikel ini bertujuan untuk memberikan penjelasan secara detail mengenai penggunaan skala Likert sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugiyono.

Pendahuluan

Skala Likert adalah salah satu jenis skala pengukuran yang paling umum digunakan dalam penelitian sosial dan psikologi. Skala ini dirancang untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang terhadap suatu fenomena. Skala Likert terdiri dari sejumlah pernyataan atau item yang dinilai oleh responden menggunakan skala ordinal dengan pilihan jawaban diskrit. Responden diminta untuk memberikan tanggapan mereka berdasarkan tingkat setuju atau tidak setuju terhadap setiap pernyataan yang diberikan.

Kelebihan dari skala Likert adalah mudah diadministrasi dan dianalisis. Penggunaannya yang sederhana membuat skala ini dapat digunakan dalam penelitian yang melibatkan jumlah responden yang besar. Selain itu, skala Likert juga memberikan fleksibilitas kepada responden untuk memberikan jawaban yang lebih nuansakan sehingga dapat menggambarkan sikap atau pendapat mereka dengan lebih akurat.

Namun, ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan dalam menggunakan skala Likert. Pertama, skala Likert hanya menyediakan pilihan jawaban dalam bentuk dikotomis (setuju atau tidak setuju) atau multinomial (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju). Skala ini tidak memberikan opsi jawaban seperti “tidak tahu” atau “tidak berlaku” sehingga responden mungkin merasa terpaksa untuk memberikan tanggapan yang tidak akurat. Selain itu, skala Likert juga rentan terhadap efek konformitas sosial, di mana responden cenderung memberikan jawaban yang dianggap lebih “benar” atau lebih “diterima” oleh orang lain.

Untuk lebih memahami penggunaan skala Likert dan mendapatkan gambaran yang lebih jelas, tabel berikut ini memuat informasi lengkap mengenai skala Likert menurut penelitian yang dilakukan oleh Sugiyono pada tahun 2017. Tabel ini mencakup jenis skala Likert, jumlah item, dan contoh pernyataan yang digunakan dalam penelitian.

Jenis Skala Likert Jumlah Item Contoh Pernyataan
Skala Likert 5 poin 5 Pendidikan sangat penting bagi masa depan individu.
Skala Likert 7 poin 7 Saya merasakan kepuasan dalam pekerjaan saya.
Skala Likert 9 poin 9 Saya percaya dalam keberhasilan usaha yang saya jalani.

Kelebihan dan Kekurangan Skala Likert Menurut Sugiyono 2017

Penelitian yang dilakukan oleh Sugiyono pada tahun 2017 meneliti penggunaan skala Likert dalam konteks pendidikan. Berdasarkan penelitiannya, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan dalam menggunakan skala Likert.

Kelebihan pertama adalah kemudahan administrasi. Skala Likert dapat diadministrasikan kepada responden dengan mudah dan efisien. Hal ini memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data dari jumlah responden yang besar dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu, proses pengolahan data juga lebih mudah karena skala Likert memberikan data numerik yang dapat diolah menggunakan metode statistik.

Kelemahan pertama adalah terbatasnya pilihan jawaban. Skala Likert hanya menyediakan pilihan jawaban dalam bentuk dikotomis atau multinomial tanpa adanya opsi jawaban yang menyatakan ketidaktahuan atau ketidaktahuan. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas data yang diperoleh jika responden merasa terpaksa memberikan tanggapan yang tidak sesuai dengan pandangan mereka.

Kelebihan kedua adalah fleksibilitas. Skala Likert memberikan fleksibilitas kepada responden untuk memberikan jawaban yang lebih nuansakan. Dengan adanya pilihan jawaban yang beragam, responden dapat mengungkapkan sikap atau pendapat mereka dengan lebih akurat dan mendetail. Hal ini membantu peneliti dalam memahami pandangan dan persepsi responden terhadap fenomena yang diteliti.

Kelemahan kedua adalah subjektivitas. Skala Likert rentan terhadap efek konformitas sosial di mana responden cenderung memberikan jawaban yang dianggap lebih “benar” atau lebih “diterima” oleh orang lain. Hal ini dapat memengaruhi validitas dan reliabilitas data yang diperoleh karena responden mungkin tidak memberikan tanggapan yang sesuai dengan sikap atau pendapat mereka sebenarnya.

Kelebihan ketiga adalah kemampuan untuk menggambarkan tingkat intensitas. Skala Likert memungkinkan penggalian informasi mengenai tingkat intensitas sikap atau pendapat yang dimiliki oleh responden. Dengan adanya pilihan jawaban yang bergradasi, peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih kaya dan mendalam mengenai variabel yang diteliti.

Kelemahan ketiga adalah keterbatasan dalam generalisasi. Skala Likert terkadang sulit untuk digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas karena penggunaannya yang berfokus pada pengukuran sikap dan pendapat individu. Hal ini membuat interpretasi dan pemahaman terhadap data yang diperoleh menjadi terbatas.

Kelebihan dan kekurangan skala Likert menurut penelitian Sugiyono pada tahun 2017 memberikan pemahaman yang lebih lengkap mengenai penggunaan skala Likert dalam penelitian. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan ini, peneliti diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan skala Likert dan memperoleh data yang akurat dan valid dalam penelitiannya.

Frequently Asked Questions (FAQ)

1. Apa itu skala Likert?

Skala Likert adalah salah satu jenis skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian sosial dan psikologi untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang terhadap suatu fenomena.

2. Bagaimana cara menggunakan skala Likert?

Responden diminta untuk memberikan tanggapan mereka berdasarkan tingkat setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan yang diberikan pada skala Likert. Skala Likert terdiri dari pilihan jawaban diskrit yang bergradasi sesuai dengan jumlah poin yang ditentukan.

3. Berapa pilihan jawaban pada skala Likert?

Pilihan jawaban pada skala Likert dapat bervariasi tergantung pada jumlah poin yang ditentukan. Umumnya, skala Likert memiliki pilihan jawaban antara 5 hingga 10 poin.

4. Apa kelebihan skala Likert?

Kelebihan skala Likert adalah kemudahan administrasi, fleksibilitas dalam memberikan jawaban, dan kemampuan untuk menggambarkan tingkat intensitas sikap atau pendapat responden.

5. Apa kekurangan skala Likert?

Kekurangan skala Likert adalah terbatasnya pilihan jawaban, subjektivitas responden, dan keterbatasan dalam generalisasi.

6. Bagaimana cara mengolah data dari skala Likert?

Data yang diperoleh dari skala Likert dapat diolah menggunakan metode statistik seperti analisis frekuensi, analisis deskriptif, dan uji statistik yang sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan.

7. Apakah skala Likert dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas?

Skala Likert terkadang sulit untuk digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas karena penggunaannya yang berfokus pada pengukuran sikap dan pendapat individu. Namun, hal ini tergantung pada konteks dan tujuan penelitian yang dilakukan.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sugiyono pada tahun 2017, skala Likert merupakan metode pengukuran yang efisien dan mudah digunakan dalam penelitian sosial dan psikologi. Kelebihan dari skala Likert adalah kemudahan administrasi, fleksibilitas dalam memberikan jawaban, dan kemampuan untuk menggambarkan tingkat intensitas sikap atau pendapat responden. Namun, perlu diingat bahwa skala Likert juga memiliki kekurangan seperti terbatasnya pilihan jawaban, subjektivitas responden, dan keterbatasan dalam generalisasi.

Untuk mengoptimalkan penggunaan skala Likert, perlu diperhatikan konteks dan tujuan penelitian yang dilakukan. Peneliti diharapkan dapat mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan skala Likert serta memilih jenis skala dan jumlah item yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan melakukan pemilihan yang tepat, diharapkan peneliti dapat memperoleh data yang akurat dan valid untuk mendukung temuan penelitiannya.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin mempelajari lebih lanjut mengenai penggunaan skala Likert, jangan ragu untuk menghubungi kami di alamat email [email protected] atau melalui kotak komentar di bawah artikel ini. Terima kasih telah membaca artikel ini dan semoga bermanfaat!

Disclaimer: Artikel ini disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sugiyono pada tahun 2017. Pembaca diharapkan menggunakan informasi ini sebagai referensi dan menggabungkannya dengan penelitian dan sumber informasi lainnya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai penggunaan skala Likert.